Berdasarkan Penelitian, Ini Fakta tentang Rokok Elektrik

TEMPO.COJakarta - Rokok elektrik kini banyak digunakan sebagai pengganti rokok konvensional. Melalui hasil penelitian, sejumlah pihak berpendapat rokok elektrik memiliki banyak dampak negatif terhadap kesehatan.

Lembaga riset pemerhati kesehatan Public Health England melakukan kajian atas dampak konsumsi rokok elektrik di Inggris, yang telah mencapai angka konsumsi sebesar 2,8 juta orang. Hasilnya, rokok elektrik sudah tepat dijadikan alternatif bagi para perokok karena memiliki risiko kesehatan yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan rokok konvensional.

Menurut Public Health England, tidak ada bukti yang menunjukkan adanya bahaya dari paparan uap rokok elektrik bagi perokok pasif. Selain itu, rokok elektrik tidak terbukti dapat memicu munculnya konsumen rokok baru.

Penerbitan hasil kajian tersebut pada awal bulan ini menarik perhatian Achmad Syawqie, pendiri Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik Indonesia. Pihaknya pun sedang melakukan riset terkait kandungan dan dampak konsumsi rokok elektrik terhadap kesehatan.
“Beberapa bukti kajian telah menunjukkan rokok elektrik lebih rendah bahayanya dibandingkan dengan rokok konvensional,” ujarnya dalam siaran pers, Minggu, 24 Juli 2016.

Achmad menambahkan, sejak awal maraknya konsumsi rokok elektrik, banyak kelompok masyarakat di Indonesia yang takut karena rokok elektrik dinilai lebih berbahaya daripada rokok konvensional. Namun opini ini sering kali tidak sesuai dengan bukti kajian ilmiah.

Derek Yach, Executive Director of the Vitality Institute yang sebelumnya menjadi kepala pengontrolan tembakau di WHO, pada Juni lalu juga menulis artikel yang menekankan pentingnya peran pemerintah untuk mengenal tren harm reduction dari produk dengan risiko kesehatan yang lebih rendah.

Salah satunya rokok elektrik. Pemerintah, menurut Yach, bisa mengembangkan peraturan yang mendorong perokok untuk beralih kepada alternatif tersebut.

Yach menjelaskan, apabila kebijakan kemasan polos rokok dapat mengurangi potensi perokok baru dan memperlambat angka kematian dalam 35-50 tahun ke depan, konsumsi rokok elektrik diyakini dapat memperbaiki kesehatan 1 miliar perokok dalam 10-20 tahun. (sumber)

Labels

Diberdayakan oleh Blogger.