Penelitian mengenai bahaya dan manfaat rokok elektrik
2013 Tobacco Control Study
– Mengganti rokok analog (sebutan untuk rokok tobako) dengan rokok
elektrik atau vaporizer/ vape secara substansial dapat mengurangi efek
negtif beberapa jenis rokok tembakau
2013 Drexel University Study – Bahan Kimia yang ditemukan di rokok elektrik tidak mengganggu kesehatan.
2013 ClearStreami-Life Study
– Penelitian ini menemukan bahwa rokok elektrik/vape memiliki bahan
berbahaya lebih sedikit dari yang ditemukan di rokok analog.
2012 Indoor Air Study
– Membandingkan vape/rokok elektrik dengan tembakau, dan menyimpulkan
bahwa vaporizer mengandung lebih sedikit volatile organic compounds
(VOCs) daripada rokok tembakau.
2010 Journal of Public Health Study – Penelitian ini mengemukakan bahwa level carnicogen yang ditemukan di vaporizer lebih sedikit dari rokok tembakau.
Penelitian mengenai bahaya perokok pasif rokok elektrik / vape:
2014 Drexel University Study–
menemukan bahwa tidak ditemukannya bahaya langsung pada perokok pasif
rokok elektrik, bahkan dalam kasus yang terburuk sekalipun.
2013 Oxford Universty Press Study
– Menggunakan vape di dalam ruangan memang bisa meninggalkan jejak
nikotin di perokok pasif e-cig, akan tetapi, tidak meninggalkan racun
pembakaran yang terdapat pada vape.
2012 CleanStream-Air Study
– Mengevaluasi effect dari perokok pasif vape, dan menemukan bahwa
tidak adanya substansi racun atau carcinogen yang terdeteksi.
2012 Inhalation Toxicology Study – memtutuskan bahwa tidak ditemukannya resiko kesehatan yang terlihat jelas dari pembakaran rokok elektrik.
Keefektifan rokok elektrik sebagai pengganti rokok:
2014 Addiction Journal Study
– dari beberapa perokok yang berusaha untuk berhenti, mereka yang
menggunakan rokok elektrik merasa lebih dapat menahan keinginan mereka
daripada yang tidak menggunakan vape.
2013 Addictive Behaviors Study – e-cig dapat menahan rasa ingin merokok bagi mantan perokok dan mengurangi efek kecanduan pada perokok.
2013 Lancent Medical Journal Study
-menemukan bahwa rokok elektrik terbukti efektif dalam membantu perokok
untuk berhenti, dengan tingkat yang sama seperti nicotine patches.
2013 PLoS ONE Study
- Vape mengurangi konsumsi rokok dan mengurangi ketergantungan perokok
pada rokok tembakau tanpa menimbulkan efek samping yang signifikan.
2012 Society for Research on Nicotine and Tobacco
– beberapa rokok elektrik menyalurkan level nikotin yang sama dan
mengurangi combustion toxicants setelah berganti dari rokok tembakau.
2011 Boston University Study – rokok elektrik mengurangi keingin perokok untuk meroko, efek yang sama yang juga dihasilkan oleh nicotine inhalers.
2011 BioMed Central Public Health Study
– menyimpulkan bahwa para perokok secara bertahap mengurangi konsumsi
rokok tembakau mereka (tanpa efek samping yang signifikan ) dengan rokok
elektrik.
2010 Tobacco Control Study
– Menemukan bahwa rokok elektrik mengurangi keinginan mantan perokok
tembakau untuk meroko dan memiliki ‘pharmacokinetic profile’ seperti
yang ditemukan di Nicorette inhalator leebih banhyak dari yang ditemukan
di tembakau.
Penelitian kesehatan mengenai rokok elektrik / vape lainnya:
2014 BMC Cardiovascular Disorders Study – Menemukan bahwa rokok elektrik tidak memiliki efek negatif langsung pada system kardiovaskular dan fungsi jantung.
2014 IJERP Health Survey
– Survey dengan menggunakan lebih dari 19.000 vaper ini menemukan bahwa
hampir dari 75% responden melaporkan bahwa mereka merasa lebih sehat
setelah beralih ke rokok elektrik dari rokok tembakau. Contohnya
peningkatan pada stamina, pernapasan, indra perasa, indra pencium dan
lain lain.
2013 Inhalation Toxicology Study
– Paru paru memang lemah terhadap rokok traditional akan tetapi vape
tidak memiliki impact dan tidak menyalurkan tingkat nikotin yang sama
dengan rokok tembakau.
2012 Onassis Cardiac Surgery Center Study – Berdasarkan data yang tersedia, rokok elektrik tidak memiliki efek merugikan terhadap jantung..
2009 Universty of Alberta Study
– 95% dari responden dalam survey secara online melaporkan bahwa
kesehatan mereka, kemampuan berolahraga, dan indra perasa menjadi lebih
baik sejak penggunaan personal vaporizer.
Penelitian mengenai bahaya rokok elektrik
2014 Journal of Environmental Science Study
– Meskipun jumlah bahan kimia berbahaya yang ditemukan di rokok
elektrik lebih sedikit dibandingkan rokok tembakau, chromium dan nickel
ditemukan 4 kali lebih lipat dalam beberapa jenis rokok elektrik yang
tidak ada di rokok tembakau.
2014 Roswell Park Cancer Institute Study
– liquid vape dan voltase pada baterai memiliki komponen yang
berbahaya, dan akan semakin berbahaya pada device yang memiliki
high-voltage.
2014 JAMA Network Study
– menemukan bahwa penguna e-cigarette tidak berhenti sebanyak mereka
yang tidak menggunakan rokok elektrik. Akan tetapi riset ini memasukkan
semua peroko, bahkan penelitian ini menggunakan mereka yang tidak punya
keinginan untuk berhenti merokok sebagai responden penelitian.
– penelitian ini mengklaim bahwa rokok elektrik mampu merusak paru-paru
karena vape mengurangi oksigen yang diambil oleh darah. Limited
research!
2012 Society of Research on Nicotine and Tobacco – rokok elektrik mengandung nikotin,
akan tetapi penelitian ini dibantah dengan fakta bahwa ada beragam
jenis brand dan model liquid yang bisa dipilih dari yang bernikotin
sampai nikotinnya nol.
2012 Chest Journal Study – penggunaan e-cig dalam jangka pendek dapat meningkatkan impedansi, airway flow resistance, dan oxidative stress.
2009 Tobacco Control Study
– mengemukakan bahwa e-cigs tidak efektif dalam penyaluran nikotin dan
menghilangkan ketergantungan terhadap nikotin Karena nikotin yang
terkandung dalam e-cigs (dari dua sample perusahaan) lebih sedikit
dibandingkan rokok tembakau.
2009 FDA Study of E-Cig Cartridges
– Meskipun penelitian ini belum lah memberikan suatu kesimpulan,
penelitian ini sering disebut-sebut di banyak media. Penelitian ini
mengevaluasi sampel dari dua perusahaan.
Other E-Cigarette Research
2013 CDC Report on Teen E-Cig Use
– pada tahun 2012 menunjukan bahwa pengguna rokok elektrik usia remaja
meningkat dua kali lipat dihitung sejak tahun 2011. Penting untuk
diketahui bahwa 75% dari remaja yang menjadi responden merupakan perokok
aktif.
2013 CDC Report on Adult E-Cigarette Use – sama seperti pengguna rokok remaja, pengguna rokok elektrik meningkat dua kali lipat dari tahun 2010 ke 2013
Nah sudah dijelaskan bukan, ? bagaimana bahaya atau manfaat dari rokok
elektrik. Dari penjelasan diatas pada intinya rokok elektrik akan
berbahaya bila mana memakainya secara berlebihan. Namun setidaknya rokok
ini tidak terlampau berbahaya dibanding rokok tembakau yang mungkin
sekarang anda gunakan. Beberapa lagi kelebihan yang bisa anda dapatkan
bila menggunakan rokok elektrik ini dibandingkan anda menggunakan rokok
tembakau, diantaranya ;
- Tidak ada api (anda tidak akan lagi menemui luka bakar akibat bara api yang dihasilkan rokok biasa)
- Tidak ada abu
- Tidak ada bau
- Simple dan Modern
- Ramah lingkungan
- Asap tidak mengganggu daerah sekitar
- Rendah nikotin (cocok untuk anda yang ingin mengurangi atau berhenti merokok)
- Rokok elektrik sama sekali tidak mengandung TAR
- Dapat memilih dengan berbagai macam rasa yang berbeda seperti ( Kopi, mild, buah, seperti rokok filter pada umumnya)
- Tidak perlu menggunakan korek api
- Dapat digunakan didalam ruangan berAC
- Tidak membuat gigi menjadi kuning
- Praktis dapat digunakan dan dibawa kemana saja berada
- Baterai dapat di isi ulang
- Baterai dapat dipakai hingga 1-3 hari
Leave a Comment